Sabtu, 18 April 2009

The Lord is My Shepherd, untuk mengenang sahabatku, Pak Boy.

23rd Pslam
by Keith Green

The Lord is my Shepherd I shall not want
He makes me lie down in green pastures.
He leads me beside the still waters.
He restoreth my soul
And guides my path in righteousness
For His name's sake.

Surely goodness and loving kindness
Shall follow me al the days of my life.
And I will dwell in the house of the Lord
Forever and ever and ever.

Though I walk through the valley
Of the shadow of death
I will not fear, Thou art with me.
Thy rod and Thy staff they comfort me.
Thou preparest a table
Before me in the presence of my enemies.

Thou anointest my head with oil
My cup's overflowing

Surely goodness and loving kindness
Shall follow me al the days of my life.
And I will dwell in the house of the Lord
Forever and ever and ever

lagu ini di tangan dingin Keith Green mendapat sentuhan aransemen yang dalem banget...
http://www.youtube.com/watch?v=IMUQEI0CLQM&feature=related


aku pernah menyanyikan lagu ini, secara solo dgn diiringi gitar akustik klasik yang dipegang oleh teman sangat-sangat baik ku, pak Boyke. waktu itu,... sekitar tahun 1990an awal, di sebuah kawasan sejuk bernama Ungaran; tengah2 Semarang dan Salatiga. Aku mengajar Mat di SMP Masehi Ungaran, dan lumayan aktif di GKJ Ungaran. Komunitas warga GKJ Ungaran yang tersebar dibeberapa wilayah, sering aku kunjungi. Sambil kunjungan minggu, beribadah bersama warga, kami datang mengajak beberapa pemuda untuk mengisi pujian. Kunjungan ke beberapa warga di wilayah/pepanthan membuatku bertumbuh dalam iman dan spiritual, tetapi juga membuat warga yang kami kunjungi juga bertumbuh. Sungguh indah persekutuan yang kami alami saat itu.
Aku masih sangat ingat, ada dua lagu Keith Green yang biasa ku nyanyikan, kadang dalam bahasa inggris, kadang aku ambil bahasa indonesia, dengan terjemahan bebas. Kedua lagu itu adalah Until that Final Day (Sampai Akhir Jaman) dan The Lord is My Shepherd (Tuhan adalah Gembalaku).
Sekarang ini pak Boy masih di tinggal Ungaran, bersama istrinya yang juga teman baikku, bu Katrin, mengajar Agama Kristen di SMP Masehi Ungaran. Hampir duapuluh tahun berselang, tetapi kenangan bersama pak Boy, nyanyi bareng, mengobrol berdua, ngalor ngidul, terasa begitu indah. Tak kan bisa ada pengganti pak Boy, teman bicara yang sangat mengerti, juga pemain gitar klasik yang tak ada duanya, selera rocknya juga cocok. Pernah aku berkunjung ke rumahnya pas aku mengantar anak2 OSN di Semarang (2006). Dia ternyata juga mengatakan hal yang sama: tidak ada sparing yang sama lagi. Aku ga tau, apakah dia sekedar basa basi, mengingat suaraku yang sebenarnya pas-pasan menurutku. Tapi dari caranya mengatakan, dia kelihatan bersungguh-sungguh, dan kami sama-sama tahu kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar